Tugas mata kuliah Grafik Komputer & Pengolahan Citra untuk membuat program garis horizontal,vertikal dan diagonal menggunakan Java dan OpenGL.
download link pdf dibawah ini:
https://drive.google.com/open?id=0BzP_uTpArHducS14QXo1Z1JNN00
Senin, 30 Oktober 2017
Kamis, 19 Oktober 2017
Definisi PEAS (Performance Measure, Environment, Actuators dan Sensor)
PEAS adalah singkatan dari Performance Measure, Environment,
Actuators, dan Sensor. Dimana harus dispesifikasikan terlebih dahulu mengenai
rancangan intelligent agent.
1. Performance Measure
Performance Measure/Pengukuran
Kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan
sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain performance measure
merupakan keberhasilan suatu agent.
2. Environment
Environment adalah
suasana/kondisi yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elemen seperti
benda mati, hidup atau abstrak.
3. Actuators
Actuator/Aktuator adalah sebuah
peralatan mekanis untuk menggerakkan atau mengontrol sebuah mekanisme atau
sistem.
4. Sensor
Sensor adalah tiruan dari indra
pada makhluk
Misalkan untuk task yang disusun untuk agent sistem diagnosis medis:
Performance Measure : Kesehatan Pasien, Biaya minimal, Hukum
Environment: Pasien, Rumah Sakit, Staf
Actuator : Tampilan Layar (Pertanyaan, Tes, Diagnosa, Perawatan, Rujukan)
Sensors : Keyboars(Entri gejala, pencarian penyakit, jawaban untuk pasien)
SUMBER:
http://tiindonesia.blogspot.co.id/2013/01/peas.html
http://maisarohmae23.blogspot.co.id/2016/09/pengertian-peas-dan-cara-kerja-jenis.html
http://arismunawarslalu.blogspot.co.id/2011/05/pengertian-dan-komponen-lingkungan.html
irhamworld.blogspot.co.id
Pengenalan Intelligent Agents (Definisi, Konsep serta Contohnya)
1. Definisi Agent
Pengertian sebuah Agent adalah
segala sesuatu yang dapat dipandang sebagaimana mengamati lingkungannya melaluisensor dan bertindak atas lingkungan yang melalui efektor. Agen manusia memiliki mata, telinga, dan organ lain untuk sensor, dan tangan, kaki, mulut, dan
bagian tubuh lainnya untuk efektor. Sebuah pengganti agen robot kamera dan berbagai pencari inframerah untuk sensor dan berbagai motor untuk efektor.
Dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut:
Dalam kecerdasan buatan, intelligent
agent (IA) adalah sebuah entitas otonom yang mengamati dan bertindak atas
lingkungan (yaitu membutuhkan agen) dan mengarahkan aktivitasnya untuk mencapai
tujuan yaitu rasional. Intelligent agen juga dapat belajar atau
menggunakan pengetahuan untuk mencapai tujuan mereka. Russell & Norvig
(2003) mengartikan Rational Agent yang mengerjakan segala sesuatu
hal dengan benar. Agen Intelligentmenurut Nikola Kasabov adalah bahwa
Agent harus menunjukkan karakteristik berikut.:
· mengakomodasi
pemecahan masalah baru aturan bertahap
· beradaptasi
online dan real time
· mampu
menganalisis sendiri dalam hal perilaku, kesalahan dan kesuksesan.
· belajar
dan meningkatkan melalui interaksi dengan lingkungan (perwujudan)
· belajar
dengan cepat dari sejumlah besar data
· memiliki
penyimpanan memori berbasis contoh dan kapasitas pengambilan
· memiliki
parameter untuk mewakili umur pendek dan jangka panjang memori.
2. Konsep
Agents
1) Rational
Agent
· Definisi:
Rational agent: suatu agent yang selalu bertindak memaksimalkan ukuran kinerja, mengingat apa yang ia amati tentang lingkungan (sejarah input) dan pengetahuan lain yang dimilikinya.
Rational agent: suatu agent yang selalu bertindak memaksimalkan ukuran kinerja, mengingat apa yang ia amati tentang lingkungan (sejarah input) dan pengetahuan lain yang dimilikinya.
· Rational
tidak berarti sempurna: ada aspek lingkungan yang tidak diketahui, di luar
kendali.
· Terkadang
agent bermulai tanpa pengetahuan lingkungan → exploration, learning, autonomy.
2) Task
Environment
Ketika merancang sebuah agent,
kita harus mendefinisikan lingkungan masalah (task environment), yakni:
· Performance
measure: apa saja yang menjadi ukuran kinerja agent?
· Environment:
di manakah agent berperan?
· Actuators:
apa saja yang bisa dilakukan si agent?
· Sensors:
apa saja yang menjadi perantara input untuk agent?
· PEAS
Contoh: Agent taksi otomatis
Bayangkan sebuah agent taksi
otomatis yang menerima penumpang dan mengantarkannya ke tujuan.
· Performance
measure: keamanan, kecepatan, legalitas, kenyamanan perjalanan, keuntungan
· Environment:
jalanan, lampu merah, lalulintas, pejalan kaki, cuaca
· Actuators:
stir arah, gas, rem, klakson, sinyal kiri/kanan
· Sensors:
kamera, sonar, speedometer, GPS, odometer, accelerometer, mesin sensor,
keyboard
Jenis environment
· Fully-observable
vs. partially-observable: semua info relevan diketahui?
· Deterministic
vs. stochastic: next state = current state + action?
· Episodic
vs. sequential: apakah tergantung sejarah?
· Static
vs. dynamic: environment berubah jika agent tidak bertindak?
· Discrete
vs. continuous: bisa terhadap sifat state, percept, action.
· Single
agent vs. multiagent: apakah ia kawan (kooperatif) atau lawan (kompetitif)?
· Tentunya,
dunia nyata kita partially-observable, stochastic, sequential, dynamic,
continuous, dan multiagent.
3) Struktur
sebuah agent
· Agent
function
Sebuah fungsi yang memetakan
sejarah input (percept sequence) terhadap tindakan yang dilakukan (action)
f : P* →
A
· Agent
program
Sebuah program yang
mengimplementasikan fungsi f di atas arsitektur
· Agent
= Arsitektur + Program
· Agent
program menerima input percept terakhir (*mungkin* ia menyimpan percept
sequence di dalam memory-nya)
3. Contoh
Agents
1) Contoh:
Taksi Otomatis
Sebuah agent taksi otomatis yang
menerima penumpang dan mengantarkannya ke tujuan
· Performance
measure: sampai tujuan, tidak melanggar lalu lintas, perjalanan nyaman, hemat
bensin.
· Environment:
jalan, lalu lintas, pejalan kaki, pelanggan.
· Actoators:
arah stir, gas, rem, klakson, sinyal kiri atau kanan.
· Sensors:
video, speedometer, GPS, keyboard.
2) Contoh:
Medical Diagnosis System
Sebuah agent Medical Diagnosis
System yang mendiagnosa pasien secara otoatis:
· Performance
measure: pasien sembuh, biaya murah, tidak menyalahi hukum.
· Environment:
pasien, rumah sakit, suster, dokter.
· Actoators:
layar monitor (pertanyaan, test, diagnosa, treatment, petunjuk).
· Sensors:
keyboard (masukkan gejala penyakit, jawaban pasien).
3) Contoh:
Robot Pabrik Penjamin Mutu
Sebuah robot yang melakukan
pemisahan komponen yang bermutu tinggi pada ban berjalan ke dalam
kotak berbeda
· Performance
measure: presentase jumlah komponen yang diletakkan pada kotak yang benar.
· Environment:
ban berjalan, komponen yang diuji, kotak.
· Actuators:
gerak lengan dan tangan robot.
· Sensors:
kamera, sensor fisik.
4) Contoh:
Interactive English Tutor
Sebuah agent tutor yang
memberikan latihan english secara interaktif
· Performance
measure: nilai skor maksimal.
· Environment:
para siswa.
· Actuators:
laya monitor (latihan, saran koreksi).
· Sensors:
keyboard.
SUMBER:
https://layangantw.wordpress.com/2014/10/26/konsep-intellegent-agents/
http://yogipratama97.blogspot.co.id/2016/10/pengenalan-intelligent-agents.html
http://artikel-teknologi-informasi.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-agent-pada-ai-artificial.html
Rabu, 27 September 2017
Definisi, Sejarah & Contoh Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan)
- Definisi Artificial Intelligence
Artificial Intelligence atau yang
lebih sering disingkat dengan AI merupakan kecerdasan buatan/bikinan atau
sebuah kecerdasan yang ditanamkan dalam sistem yang dapat dikelola dalam
konteks ilmiah atau Artificial Intelligence (inteligensi artifisial). AI bisa
juga diartikan sebagai kecerdasan yang berwujud ilmiah. Sistem yang dibenamkan
AI biasanya adalah sistem yang berkaitan dengan komputer atau robot.
AI sendiri dibuat dan dibenamkan
dalam mesin komputer supaya ia bisa mengerjakan pekerjaan layaknya manusia. Hal
ini tentu saja akan mempermudah dan mempersingkat suatu pekerjaan agar lebih
praktis dan efisien dalam menghemat waktu pengerjaan. Namun begitu, bukan
berarti AI adalah robot yang selalu bekerja membantu manusia. Tetapi AI juga
termasuk dalam pelbagai bidang seperti sistem expert, logika fuzzy, video games
(permainan), robotika dan syaraf tiruan.
Menurut beberapa ahli definisi Artificial
Intelligence yaitu:
# H. A. Simon [1987] :
“ Kecerdasan buatan (artificial
intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang -dalam pandangan manusia adlah
cerdas”
# Rich and Knight [1991]:
“Kecerdasan Buatan (AI) merupakan
sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.”
Meski Artificial Intelligence
mempunyai konotasi fiksi ilmiah kuat yang membentuk cabang yang terbilang pokok
didalam ilmu komputer, termasuk yang bersangkut paut dengan perilaku,
pembelajaran serta adaptasi cerdas sebuah mesin. Penelitian dalam AI sangat
berkaitan dengan proses pembikinan mesin guna mengotomatisasikan pekerjaan yang
memerlukan kecerdasan. Misalnya adalah
1. Pengendalian
2. Perencanaan
3. Penjadwalan
4. Kemampuan dalam menjawab
diagnosis atau pertanyaan
5. Pengenalan wajah, suara dan
tulisan
- Sejarah Artificial Intelligence
Era Komputer Elektronik (1941)
Pada tahun 1941 telah ditemukan
alat penyimpanan dan pemrosesan informasi. Penemuan tersebut dinamakan komputer
elektronik yang dikembangkan di USA dan Jerman. Komputer pertama ini memerlukan
ruangan yang luas dan ruang AC yang terpisah. Saat itu komputer melibatkan
konfigurasi ribuan kabel untuk menjalankan suatu program. Hal ini sangat
merepotkan para programmer.
Pada tahun 1949, berhasil dibuat komputer yang mampu menyimpan program sehingga membuat pekerjaan untuk memasukkan program menjadi lebih mudah. Penemuan ini menjadi dasar pengembangan program yang mengarah ke AI.
Pada tahun 1949, berhasil dibuat komputer yang mampu menyimpan program sehingga membuat pekerjaan untuk memasukkan program menjadi lebih mudah. Penemuan ini menjadi dasar pengembangan program yang mengarah ke AI.
Masa - Masa Persiapan AI (1943 -
1956 )
Pada tahun 1943, Warren McCulloch
dan Walter Pitt mengemukakan tiga hal : pengetahuan fisiologi dasar dan fungsi
sel syaraf dalam otak, analisa formal tentang logika proposisi, dan teori
komputasi Turing. Mereka berhasil membuat suatu model sel syaraf tiruan di mana
setiap sel syaraf digambarkan sebagai ‘on’ dan ‘off’. Mereka menunjukkan bahwa
setiap fungsi dapat dihitung dengan suatu jaringan sel syaraf dan bahwa semua
hubungan logis dapat diimplementasikan dengan struktur jaringan yang sederhana.
Pada tahun 1950, Nobert Wiener membuat penelitian mengenai prinsip-prinsip teori feedback. Contoh yang terkenal adalah thermostat. Penemuan ini juga merupakan awal dari perkembangan AI.
Pada tahun 1956, John McCarthy meyakinkan Minsky, Claude Shannon dan Nathaniel Rochester untuk membantunya melakukan penelitian dalam bidan Otomata, Jaringan Syaraf dan pembelajaran intelijensia. Mereka mengerjakan proyek ini selama 2 bulan di Dartsmouth. Hasilnya adalah program yang mampu berpikir non-numerik dan menyelesaikan masalah pemikira, yang dinamakan Principia Mathematica. Hal ini menjadikan McCarthy disebut sebagai Father of AI (Bapak AI).
Pada tahun 1950, Nobert Wiener membuat penelitian mengenai prinsip-prinsip teori feedback. Contoh yang terkenal adalah thermostat. Penemuan ini juga merupakan awal dari perkembangan AI.
Pada tahun 1956, John McCarthy meyakinkan Minsky, Claude Shannon dan Nathaniel Rochester untuk membantunya melakukan penelitian dalam bidan Otomata, Jaringan Syaraf dan pembelajaran intelijensia. Mereka mengerjakan proyek ini selama 2 bulan di Dartsmouth. Hasilnya adalah program yang mampu berpikir non-numerik dan menyelesaikan masalah pemikira, yang dinamakan Principia Mathematica. Hal ini menjadikan McCarthy disebut sebagai Father of AI (Bapak AI).
Awal Perkembangan AI ( 1952 -
1969 )
Pada tahun-tahun pertama
perkembangannya, AI mengalami banyak kesuksesan. Diawali dengan kesuksesan
Newell dan Simon dengan ssebuah program yang disebut General Problem Solver.
Program ini dirancang untuk memulai penyelesaian masalah secara manusiawi.
Pada tahun 1958, McCarthy di MIT AI Lab Memo No.1 mendefinisikan bahasa pemrograman tingkat tinggi yaiyu LISP, yang sekarang mendominasi pembuatan program-pogram AI. Kemudian, McCarthy membuat program yang dinamakan Programs with Common Sense. Di dalam program tersebut, dibuat rancangan untuk menggunakan pengetahuan dalam mencari solusi.
Pada tahun 1959, Nathaniel Rochester dari IBM dan mahasiswa-mahasiswanya mengeluarkan program AI yaitu Geometry Theorm Prover. Program ini dapat mengeluarkan suatu teorema menggunakan aksioma-aksioma yang ada.
Pada tahun 1963, program yang dibuat James Slagle mampu menyelesaikan masalah integral tertutup untuk mata kuliah Kalkulus.
Pada tahun 1986, program analogi buatan Tom Evan menyelesaikan masalah analogi geometris yang ada pada tes IQ.
Pada tahun 1958, McCarthy di MIT AI Lab Memo No.1 mendefinisikan bahasa pemrograman tingkat tinggi yaiyu LISP, yang sekarang mendominasi pembuatan program-pogram AI. Kemudian, McCarthy membuat program yang dinamakan Programs with Common Sense. Di dalam program tersebut, dibuat rancangan untuk menggunakan pengetahuan dalam mencari solusi.
Pada tahun 1959, Nathaniel Rochester dari IBM dan mahasiswa-mahasiswanya mengeluarkan program AI yaitu Geometry Theorm Prover. Program ini dapat mengeluarkan suatu teorema menggunakan aksioma-aksioma yang ada.
Pada tahun 1963, program yang dibuat James Slagle mampu menyelesaikan masalah integral tertutup untuk mata kuliah Kalkulus.
Pada tahun 1986, program analogi buatan Tom Evan menyelesaikan masalah analogi geometris yang ada pada tes IQ.
Perkembangan AI Melambat ( 1966 -
1974 )
Perkembangan AI melambat
disebabkan adanya 3 kesulitan utama yang dihadapi AI, yaitu :
1. Program-program AI yang
bermunculan hanya mengandung sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali
pengetahuan (knowledge) pada subjeknya. Programm-program AI berhasil hanya
karena manipulasi sederhana. Sebagai contoh adalah Weizenbaum’s ELIZA program
(1965) yang dapat melakukan percakapan serius pada berbagai topic, sebenarnya
hanyalah peminjaman manipulasi kalimat-kalimat yang diketikkan manusia.
2. Banyak masalah yang harus
diselesaikan oleh AI.
3. Ada beberapa batasan pada
struktur dasar yang digunakan untuk menghasilkan perilaku intelijensia.
Sistem Berbasis Pengetahuan (
1969 - 1979 )
Pengetahuan adalah kekuatan
pendukung AI. Hal ini dibuktikan dengan program yang dibuat oleh Ed
Feingenbaum, Bruce Buchanan dan Joshua Lederberg yang membuat program untuk
memecahkan masalah struktur molekul dari informasi yang didapatkan dari
spectrometer massa. Program ini dinamakan Dendral Programs yang berfokus pada
segi pengetahuan kimia. Dari segi diagnose medis juga sudah ada yang
menemukannya, yaitu Sau Amarel dalam proyek Computer in Biomedicine. Proyek ini
diawali keinginan untuk mendapatkan diagnose penyakit berdasarkan pengetahuan
yang ada pada mekanisme penyebab proses penyakit.
AI Menjadi Sebuah Industri ( 1980
- 1988 )
Industrialisasi AI diawali dengan
ditemukannya system pakar yang dinamakan R1 yang mampu mengkonfigurasi
system-sistem computer baru. Program tersebut mulai dioperasikan di Digital
Equipment Corporation (DEC), McDermott, pada tahun 1982.
Pada tahun 1986, R1 telah berhasil menghemat US$ 40 juta per tahun.
Pada tahun 1988, kelompok AI di DEC menjalankan 40 sistem pakar. Hampir semua perusahaan besar di USA mempunyai divisi AI. Sehingga perusahaan yang sejak tahun 1982 hanya menghasilkan beberapa juta US dolar per tahun meningkat menjadi 2 milyar US dolar per tahun pada tahun 1988.
Pada tahun 1986, R1 telah berhasil menghemat US$ 40 juta per tahun.
Pada tahun 1988, kelompok AI di DEC menjalankan 40 sistem pakar. Hampir semua perusahaan besar di USA mempunyai divisi AI. Sehingga perusahaan yang sejak tahun 1982 hanya menghasilkan beberapa juta US dolar per tahun meningkat menjadi 2 milyar US dolar per tahun pada tahun 1988.
Kembalinya Jaringan Syaraf Tiruan
( 1986 - Sekarang )
Meskipun bidang ilmu computer
menolak jaringan syaraf tiruan setelah diterbitkannya buku “Perceptrons”
karangan Minsky dan Papert, tetapi para ilmuwan masih mempelajari bidang ilmu
tersebut dari sudut pandang yang lain yaitu fisika. Para ahli fisika seperti
Hopfield (1982) menggunakan teknik-teknik mekanika statistika untuk menganalisa
sifat-sifat pentimpanan dan optimasi pada jaringan syaraf. Para ahli psikologi,
David Rumelhart dan Geoff Hinton, melanjutkan penelitian mengenai model
jaringan syaraf tiruan pada memori.
Pada tahun 1985-an setidaknya empat kelompok riset menemukan kembali algoritma belajar propagasi balik (Black-Propagation Learning). Algoritma ini berhasil diimplementasikan ke dalam bidang ilmu computer dan psikologi.
Pada tahun 1985-an setidaknya empat kelompok riset menemukan kembali algoritma belajar propagasi balik (Black-Propagation Learning). Algoritma ini berhasil diimplementasikan ke dalam bidang ilmu computer dan psikologi.
AI Saat Ini
Dengan semakin pesatnya perkembangan hardware dan software, berbagai produk AI
telah berhasil dibangun dn digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di sini,
produk-produk tersebut dikelompokkan ke dalam empat teknik yang ada di AI,
yaitu searching, reasoning, planning, dan learning.
- Contoh Artificial Intelligence
1. Natural
Language Processing (NLP)
NLP mempelajari bagaimana bahasa
alami itu diolah sedemikian hingga user dapat berkomunikasi dengan komputer.
Konsentrasi ilmu ini adalah interaksi antara komputer dengan bahasa natural
yang digunakan manusia, yakni bagaimana komputer melakukan ekstraksi informasi
dari input yang berupa natural language dan atau menghasilkan output yang juga
berupa natural language, misalnya pada system Automated online assistant
2. Computer Vision
Cabang ilmu ini erat kaitannya
dengan pembangunan arti/makna dari image ke obyek secara fisik. Yang dibutuhkan
didalamnya adalah metode-metode untuk memperoleh, melakukan proses, menganalisa
dan memahami image. Apabila cabang ilmu ini dikombinasikan dengan Artificial
Intelligence secara umum akan mampu menghasilkan sebuah visual intelligence
system. Akuisisi dan pemrosesan informasi berupa vision
3.
Game Playing
Game biasanya memiliki karakter
yang dikontrol oleh user, dan karakter lawan yang dikontrol oleh game itu
sendiri. Dimana kita harus merancang aturan-aturan yang nantinya akan
dikerjakan oleh karakter lawan. Game akan menjadi menarik apabila karakter lawan
(non-player) bereaksi dengan baik terhadap apa yang dilakukan oleh player. Hal
ini akan memancing penasaran user dan membuat game menarik untuk dimainkan.
Tujuan intinya adalah membuat non-player memiliki strategi yang cerdas untuk
mengalahkan player. Pada bidang ini, AI dibutuhkan, yaitu untuk merancang
dan menghasilkan game yang fun serta antarmuka antara man-machine yang cerdas
dan menarik untuk dimainkan.
beberapa video nya :
SUMBER :
http://www.homefage.ga/2016/06/pengertian-contoh-artificial-intelligence-ai.html
https://aiukswgkelompok11.wordpress.com/definisi-artificial-intelligence/
http://socs.binus.ac.id/2012/06/06/mengenal-kecerdasan-buatan-kini-dan-akan-datang/
http://aldririzkykurniawanark.blogspot.co.id/2016/01/sejarah-dan-perkembangan-ai.html
http://blog.rumahproject.com/2016/11/27/contoh-penerapan-kecerdasan-buatan-ai-dalam-kehidupan/
https://www.youtube.com
Minggu, 18 Juni 2017
ARTIKEL SERVICE LEVEL AGREEMENT (SLA) DAN OPERATIONAL LEVEL AGREEMENT (OLA)
1 1. SLA
SLA singkatan dari Service Level
Agreement atau jika diterjemahkan adalah, Perjanjian Tingkat Layanan ,
Pengertian SLA adalah bagian dari perjanjian layanan secara keseluruhan antara
2 dua entitas untuk peningkatan kinerja atau waktu pengiriman harus di perbaiki
selama masa kontrak. Dua entitas tersebut biasanya dikenal sebagai penyedia
layanan dan klien, dan dapat melibatkan perjanjian secara hukum karena
melibatkan uang, atau kontrak lebih informal antara unit-unit bisnis internal.
SLA ini biasanya terdiri dari
beberapa bagian yang mendefinisikan tanggung jawab berbagai pihak, dimana
layanan tersebut bekerja dan memberikan garansi, dimana jaminan tersebut bagian
dari SLA memilikitingkat harapan yang disepakati, tetapi dalam SLA mungkin
terdapat tingkat ketersediaan, kemudahan layanan, kinerja, operasi atau tingkat
spesifikasi untuk layanan itu sendiri. Selain itu, Perjanjian Tingkat Layanan
akan menentukan target yang ideal, serta minimum yang dapat diterima.
Mengapa SLA dibutuhkan
SLA dibutuhkan jika dilihat dari
sisi Penyedia layanan adalah sebagai jaminan atas service yang diberikan kepada
klien, sehingga klien tersebut bisa puas atas layanan yang diberikan, dampak
lain yang akan muncul dari sisi penyedia layanana adalah konsep pemasaran
tradisional yaitu pemasaran dari mulut ke mulut , maksudnya adalah klien akan
memberikan rekomendasi kepada temannya/ rekan lainnya bahwa layanan yang
diberikan oleh penyedia tersebut bagus, sehingga berharap teman/ rekan lainnya
mau berlangganan kepada provider/ penyedia layanan tersebut
Dari sisi Klien adalah menjamin
aspek ketersedian (availability) informasi(kalau kita mengacu kepada
konsep informasi yang berkualias, adalah mengacu kepada availability, accurate,
Update). Sehingga pihak klien merasa terbantu dengan ketersediaan layanan yang
diberikan oleh pihak provider, sehingga proses pengelolaan data/ informasi
dengan pihak-pihak terkait (customer/ vendor) berjalan lancar & tidak
terganggu karena layanan itu mati, bisa dibayangkan jika klien tersebut adalah
sebuah institusi perbankan (dimana layanan yang dibutuhkan adalah 24 jam ,
dengan kata lain layanan internet nya tidak boleh down (mati), dan bisa
dibayangkan juga jika layanan dari perbankan itu down (mati), akibatnya dari
aspek pemasaran nasabahnya dari bank tersebut tidak akan percaya , sehingga
dampak yang paling tragis adalah nasabah tersebut akan berpindah kepada layanan
dari bank lain ?, begitupula layanan-layanan lainnya seperti Perguruan tinggi,
yang nantinya akan berdampak kepada image yang kurang baik dari perguruan
tinggi tersebut.
SLA sebagai layanan untuk
Aplikasi Bisnis
Dengan mengetahui hal itu,
diharapkan tingkat pelayanan dan juga tingkat minimum, pelanggan dapat
menggunakan layanan dengan maksimal. Hal ini juga sangat membantu jika klien
adalah perantara, yang menjual kembali atau bundling dengan pelayanan yang
lebih besar yang sedang dijual. SLA telah digunakan sejak awal 1980-an oleh
perusahaan telepon dengan pelanggan dan reseller yang lebih besar perusahaannya
dengan pelayanan mereka. Konsep “tertangkap” dari bisnis unit dan usaha lainnya
dalam perusahaan besar mulai menggunakan istilah dan pengaturan yang ideal
dalam awal kontrak layanan telekomunikasi.
Ide menciptakan sebuah layanan
yang lebih besar dari layanan yang lebih kecil hampir membutuhkan SLA dari
penyedia jasa. Misalnya, untuk memiliki cakupan ponsel nasional, Anda tidak
perlu untuk membangun menara dan antena di seluruh kota. Sebaliknya, Anda bisa
menemukan perusahaan lokal dan daerah yang menawarkan layanan yang sama,
menulis tentang SLA dan mengukur hasilnya. Untuk pelanggan anda, anda akan
menawarkan SLA yang sama. Dalam SLA asli tidak memerlukan perusahaan dari mana
anda membeli, dan anda dapat mengontrol biaya anda, ketika pelanggan mematuhi
SLA yang anda buat dengan mereka. Hal ini memberikan kemampuan bagi Perusahaan
untuk menggunakan banyak sub kontraktor untuk menyediakan pelayanan yang lebih
besar, namun mengendalikan biaya dan sumber daya untuk menawarkan produk yang
lebih besar.
Penggunaan SLA tidak terbatas
pada dunia IT atau telekomunikasi – mereka juga digunakan untuk real estate,
medis dan bidang apapun yang menyediakan produk atau layanan kepada
pelanggan.Layanan berorientasi manusia dan bisnis memiliki kebutuhan untuk
mengukur dan memikul tanggung jawab, dan SLA menyediakan pengukuran dan ide
bagi entitas untuk menyepakati.
2 2. OLA
operational-level agreement (OLA)
mendefinisikan hubungan saling tergantung dalam mendukung Service-level
agreement (SLA). Kesepakatan tersebut menggambarkan tanggung jawab
masing-masing kelompok pendukung internal terhadap kelompok pendukung lainnya,
termasuk proses dan kerangka waktu untuk penyampaian layanan mereka. Tujuan OLA
adalah untuk menyajikan deskripsi dukungan internal dari penyedia layanan yang
jelas, ringkas dan terukur.
OLA kadang diperluas ke frase
lain tapi semuanya memiliki arti yang sama:
· organisational-level
agreement
· operating-level
agreement
· operations-level
agreement
Mengelola tingkat
pelayanan(Managing service levels)
Menempatkan SLA di tempat dengan
konsisten UCs dan OLAs mencapai apa-apa kecuali kinerja terhadap SLA diukur,
dimonitor dan dilaporkan dan sesuai tindakan-tindakan untuk mempertahankan dan
terus meningkatkan layanan pengiriman. Tanggung jawab berkelanjutan SLM
prihatin dengan mempertahankanhubungan yang konstruktif dan positif dengan
pelanggan, mengukur dan pemantauan kinerja terhadap SLA, pelaporan dan meninjau
kinerja dengan customer, berurusan dengan mengubah persyaratan dan
terus-menerus berusaha untuk memperbaiki tingkat pelayanan yang mana ini
biaya-efektif. Ini bukanlah suatu hubungan satu sisi, namun. SLM juga memiliki
tanggung jawab untuk membantu para pelanggan dan membuat bisnis penggunaan
paling efektif dan memenuhi kewajiban mereka termasuk dalam SLA.
Pertemuan SLA(SLA review
meetings)
Pertemuan rutin dengan pelanggan
adalah bagian pusat dari SLM. Mereka yang tidak hanya kesempatan untuk
melaporkan dan meninjau kinerja, meskipun ini adalahsalah satu isu-isu kunci.
Ini pada dasarnya adalah tentang membangun dan memelihara hubungan.
Pertemuan adalah sebuah forum
untuk bertukar informasi tentang isu-isu yang menjadi perhatian, seperti
kebutuhan untuk pelatihan pengguna atau mengkhawatirkantren di kinerja atau
beban kerja. Mereka memberikan kesempatan bagi penyedia layanan IT dan nasabah
untuk berbagi rencana mereka untuk perubahan di masa depan: Bisnis mungkin
berencana ekspansi dalam penggunaan; mungkin ada proposal yang relevan di depan
jadwal perubahan;mungkin berencana untuk menggantikan Layanan kunci komponen
atau memperkenalkan unsur manajemen layanan baru.
PERBEDAAN SLA DAN OLA
1. Service
Level Agreement berfokus pada bagian layanan dari perjanjian, seperti uptime
layanan dan kinerja. Di sisi lain, Perjanjian Tingkat Operasional adalah
kesepakatan sehubungan dengan pemeliharaan dan layanan lainnya.
2. Service
Level Agreement pada dasarnya adalah kontrak antara penyedia layanan dan
pelanggan. OLA adalah kesepakatan antara kelompok pendukung internal sebuah
institusi yang mendukung SLA.
3. Saat
membandingkan kelompok sasaran, OLA memiliki kelompok sasaran lebih kecil
daripada SLA.
4. Berbeda
dengan OLA, SLA menghubungkan penyedia layanan ke pelanggan.
5. Perjanjian
Tingkat Operasional lebih bersifat teknis daripada Service Level Agreement.
CONTOH KASUS
Cara menghitung SLA, tergantung
dari layanan yang diberikan , sebagai contoh yang saya ketahui beberapa
provider IT khususnya provider / penyedia layanan internet memberikan SLA
antara 96% – 99%, artinya dalam 1 bulan pihak provider menjamin bahwa layanan
yang diberikan adalah :
Menghitung SLA (asumsi dengan SLA
98%, artinya layanan standard mereka 98% dalam 1 bulan, dan 2% dianggap wajar
jika terjadi mati (down) dalam layanan tersebut)
1 hari = 24 jam
1 bulan = 30 hari
Biaya bulanan Internet = Rp.
1.000.000
==> 1 bulan = 30 hari x 24 jam
= 720 Jam (720 jam merupakan layanan 100%)
==> Sedangkan jika 98% maka
layanan standard mereka adalah
==> 98% * 720 jam = 705.6 jam
(layanan standard mereka, sisanya 14.4 jam dianggap wajar jika layanan itu mati
(down)
Pengertian Restitusi dan Bagaimana menghitung Restitusi
Pengertian Restitusi dan Bagaimana menghitung Restitusi
Restitusi adalah pengembalian
dalam bentuk (bisa dalam bentuk pembayaran (uang), ataupun lainnya (tergantung
kontrak) dari pihak penyedia layanan kepada klien.
Sebagai contoh (dengan mengambil
lanjutan perhitungan diatas), jika klien mempunyai kewajiban membayar Rp.
1.000.000 :
Biaya bulanan internet = Rp.
1.000.000
SLA layanan (contoh bulan Juli) = 76,6% (100% – 23,3%), artinya pihak provider bulan juli hanya bisa memberikan layanan internet sebesar 76,6% artinya ada selisih (98% – 76.6% = 21.3%, yang tidak bisa dipenuh oleh pihak provider)
SLA layanan (contoh bulan Juli) = 76,6% (100% – 23,3%), artinya pihak provider bulan juli hanya bisa memberikan layanan internet sebesar 76,6% artinya ada selisih (98% – 76.6% = 21.3%, yang tidak bisa dipenuh oleh pihak provider)
Nah 21,3 % itu adalah hak kita u/
mendapatkan penggantian, penggantian ini biasanya dlm bentuk pengurangan
pembayaran, misalkan kita bayar
1bulan Rp. 1.000.000 = untuk
layanan 98% (1% sekitar Rp. 10.204)
Maka u/ layanan hanya 76.6% =
1.000.000 – (21.3% X Rp. 10.204)
= Rp1.000.000 – Rp. 217.345
= Rp.
782.654
Artinya dlm bulan ini kita hanya
punya kewajiban membayar sekitar Rp. 782.654
SUMBER:
https://en.wikipedia.org/wiki/Operational-level_agreement
https://bambangsuhartono.wordpress.com/2013/07/26/pengertian-dan-cara-perhitungan-sla-service-level-agreement/
https://servernesia.com/1460/apa-itu-sla/
http://www.it-checklists.com/SLA_OLA_Operations_Level_Agreement.html
Kamis, 18 Mei 2017
PERBANDINGAN FRAMEWORK COBIT,ITIL, DAN COSO
COBIT
Control Objective for Information
and related Technology, disingkat COBIT, adalah suatu panduan standar
praktik manajemen teknologi informasi. Cobit dirancang sebagai
alat penguasaan IT yang membantu dalam pemahaman dan memanage resiko, manfaat serta
evaluasi yang berhubungan dengan IT. Standar COBIT dikeluarkan oleh IT
Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA. COBIT 4.0 merupakan
versi terbaru.
COBIT merupakan standar yang
dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena
dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang
tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter
yang dapat mengelola para profesional tersebut.Target pengguna dari framework
COBIT adalah organisasi/perusahaan dari berbagai latar belakang dan para
profesional external assurance. Secara manajerial target pengguna COBIT adalah
manajer, pengguna dan profesional TI serta pengawas/pengendali profesional.
Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:
o Effectiveness
Menitikberatkan pada sejauh mana
efektifitas informasi dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem
informasi yang dibangun.
o Efficiency
Menitikberatkan pada sejauh mana
efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh sistem.
o Confidentiality
Menitikberatkan pada pengelolaan
kerahasiaan informasi secara hierarkis.
o Integrity
Menitikberatkan pada integritas
data/informasi dalam sistem.
o Availability
Menitikberatkan pada ketersediaan
data/informasi dalam sistem informasi.
o Compliance
Menitikberatkan pada kesesuaian
data/informasi dalam sistem informasi.
o Reliability
Menitikberatkan pada
kemampuan/ketangguhan sistem informasi dalam pengelolaan data/informasi.
Framework COBIT pada tiap-tiap IT proses dikelompokkan dalam
empat domain utama:
1. Planning and
Organization
mencakup strategi dan taktik yang
menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik
dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi
yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
2. Acquisition and Implementation
identifikasi solusi TI dan
kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis untuk
mewujudkan strategi TI.
3. Delivery and Support
domain yang berhubungan dengan
penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada sistem
keamanan dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.
4. Monitoring
semua proses TI perlu dinilai
secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan
kebutuhan kontrol.
ITIL
ITIL dikembangkan oleh The
Office of Government Commerce (OGC)suatu badan dibawah pemerintah Inggris,
dengan bekerja sama dengan The IT Service Management Forum (itSMF) –
suatu organisasi independen mengenai manajemen pelayanan TI – dan British
Standard Institute (BSI) – suatu badan penetapan standar pemerintah
Inggris.
ITIL merupakan
suatu framework pengelolaan layanan TI (IT Service Management –
ITSM) yang sudah diadopsi sebagai standar industri pengembangan industri
perangkat lunak di dunia. Pada 30 Juni 2007, OGC
(Office of Government Commerce) menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang
intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus
hidup layanan yang disediakan olehteknologi informasi. Kelima bagian tersebut
adalah:
1. Service Strategy
Service Strategy memberikan
panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan
hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta
mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan.
Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM,
acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan
ITIL Service Lifecycle. Proses-proses yang dicakup dalam
Service Strategy adalah:
1. Service
Portfolio Management
2. Financial
Management
3. Demand
Management
2. Service Design
Agar layanan TI dapat memberikan
manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu
di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan
panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice
mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri.
Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk
mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi
portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage
dan sebagainya. Proses-proses yang dicakup dalam
Service Design yaitu:
1.Service
Catalog Management
2.Service
Level Management
3.Supplier
Management
4.Capacity
Management
5.Availability
Management
6.IT
Service Continuity Management
7.Information
Security Management.
3. Service Transition
Service Transition menyediakan
panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk
mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang dirubah
spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan
gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy
kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif
direalisasikan dalam Service Operation.
Proses-proses yang dicakup dalam
Service Transition yaitu:
1.Transition
Planning and Support
2.Change
Management
3.Service
Asset & Configuration Management
4.Release
& Deployment Management
5.Service
Validation
6.Evaluation
7.Knowledge
Management
4. Service Operation
Service Operation merupakan
tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan
layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana
mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja
yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini
mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan
perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
Proses-proses yang dicakup dalam
Service Transition yaitu:
1.Event
Management
2.Incident
Management
3.Problem
Management
4.Request
Fulfillment
5.Access
Management
5. Continual Service Improvement
Continual Service Improvement
(CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas
layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan
berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah
Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle
COSO
Kepanjangan dari COSO adalah Committee of Sponsoring
Organizations of the Treadway Commission. COSO ini dibuat oleh sektor swasta
untuk menghindari tindak korupsi yang sering terjadi di Amerika pada tahun
1970-an. COSO terdiri atas 5 komponen:
1. Control environment
Tindakan atau kebijakan manajemen yang mencerminkan
sikap manajemen puncak secara keseluruhan dalam pengendalian manajemen. Yang
termasuk dalam control environment:
1.Integrity and ethical values (integritas dan nilai
etika)
2.Commitment to competence (komitmen terhadap
kompetensi)
3.Board of Directors and audit committee (dewan
komisaris dan komite audit)
4.Management’s philosophy and operating style (filosofi
manajemen dan gaya mengelola operasi)
5.Organizational structure (struktur organisasi)
6.Human resource policies and procedures (kebijakan
sumber daya manusia dan prosedurnya)
2. Risk assessment
Tindakan manajemen untuk mengidentifikasi, menganalisis
risiko-risiko yang relevan dalam penyusunan laporan keuangan dan perusahaan
secara umum. Yang termasuk dalam risk assessment:
1.Company-wide objectives (tujuan perusahaan
secara keseluruhan)
2.Process-level objectives (tujuan di setiap
tingkat proses)
3.Risk identification and analysis (indentifikasi
risiko dan analisisnya)
4.Managing change (mengelola perubahan)
3. Control activities
Tindakan-tindakan yang diambil manajemen dalam rangka
pengendalian intern. Yang termasuk control activities:
1.Policies and procedures (kebijakan dan prosedur)
2.Security (application and network) –>
(keamanan dalam hal aplikasi dan jaringan)
3.Application change management (manajemen perubahan
aplikasi)
4.Business continuity or backups (kelangsungan
bisnis)
5.Outsourcing (memakai tenaga outsourcing)
4. Information and communication
Tindakan untuk mencatat, memproses dan melaporkan transaksi
yang sesuai untuk menjaga akuntablitas. Yang termasuk komponen ini adalah
sebagai berikut.
1.Quality of information (kualitas informasi)
2.Effectiveness of communication (efektivitas
komunikasi)
5. Monitoring
Peniilaian terhadap mutu pengendalian internal secara
berkelanjutan maupun periodik untuk memastikan pengendalian internal telah
berjalan dan telah dilakukan penyesuian yang diperlukan sesuai kondisi yang
ada. Yang termasuk di dalam komponen ini, yakni:
1.On-going monitoring (pengawasan yang terus
berlangsung)
2.Separate evaluations (evaluasi yang terpisah)
3.Reporting deficiencies (melaporkan
kekurangan-kekurangan yang terjadi)
KESIMPULAN
COBIT merupakan sebuah model tata
kelola TI yang memberikan sebuah arahan yang lengkap mulai dari sistem mutu,
perencanaan, manajemen proyek, keamanan, pengembangan dan pengelolaan layanan.
Arahan dari COBIT kemudian didetailkan kembali oleh beberapa model framework
sesuai dengan perkembangan keilmuan dan COBIT hanya memberikan panduan kendali
dan tidak memberikan panduan implementasi operasional serta hanya berfokus pada
kendali dan pengukuran. Pada ITIL Memberi
deskripsi rinci sejumlah praktik penting TI dan menyediakan daftar komprehensif
tugas dan prosedur yang didalamnya setiap organisasi dapat menyesuaikan dengan
kebutuhannya sendiri serta mencakup struktur organisasi dan persyaratan
keterampilan untuk organisasi IT dengan menghadirkan seperangkat prosedur
manajemen. Pada COSO memberikan pemikiran kepemimpinan melalui pengembangan
kerangka kerja dan pedoman yang komprehensif tentang manajemen risiko
perusahaan , pengendalian internal dan pencegahan kecurangan yang dirancang
untuk meningkatkan kinerja organisasi dan tata pemerintahan dan untuk
mengurangi tingkat kecurangan dalam organisasi .
SUMBER :
Kamis, 20 April 2017
Review Jurnal Internasional Manajemen Layanan Sistem Informasi
The IT Service Management according to the ITIL framework applied to the enterprise value chain
Abdelaali Himi , Samir Bahsani and Alami Semma
Department of Mathematics and Computer Science, Faculty of Science and Techniques, Hassan University Settat, Morocco
Pada jurnal yang akan saya review ini membahas penerapan IT Service Management (ITSM) pada suatu perusahaan yang
mengacu pada implementasi dan manajemen layanan teknologi informasi yang
berkualitas. Manajemen
layanan yang efektif itu sendiri merupakan aset strategis dari penyedia
layanan, menyediakan mereka dengan kemampuan untuk melaksanakan bisnis inti
mereka untuk menyediakan layanan yang memberikan nilai kepada pelanggan dengan
memfasilitasi pelanggan hasil yang ingin dicapai . ITSM
berkaitan dengan ITIL ( IT Infrastructure Library) yaitu suatu rangkaian konsep
, teknik pengelolaan infrastruktur serta operasi teknologi informasi yang bertujuan
untuk meningkatkan efisiensi operasional teknologi informasi dan sebagai
pengatur ITSM tersebut sesuai dengan ketetapan nya supaya berjalan dengan
maksimal. Penentu keberhasilan dalam perusahaan yang sudah menerapkan ITIL yaitu
sumber daya manusia nya apakah sudah mengerti tentang konsep-konsep dalam ITIL
tersebut.
ITIL memiliki 5 konsep dasar yaitu:
11. Pelayanan
pelanggan
Konsep ini
sangat penting untuk megelola pengelolaan teknologi informasi melibatkan
kebutuhan pelanggan menjadi perhatian utama dengan mencukupi kebutuhan dan
menjalin hubungan kebersamaan dengan pelanggan.
22. Siklus
hidup layanan
ITIL
memberikan solusi dan sebagai pendukung untuk mempertimbangkan pelayanan
manajemen terhadap suatu perusahaan meliputi dampak kinerja, ketersediaan dan
anggaran supaya berjalan dengan efisien.
3. Konsep
proses
Konsep
proses ini menunjukkan ketahanan dalam kualitas dalam suatu perusahaan. Setiap
pihak dalam perusahaan mempunyai tanggung jawab serta peran yang harus
dilakukan secara maksimal.
4. Kualitas
pelayanan
Kualitas pelayanan dapat didefinisikan
sebagai peluang untuk menanggapi kebutuhan pelanggan persis seperti yang
diperlukan.
5. Komunikasi
Salah satu
kontribusi dari ITIL adalah komunikasi yang baik. Ini selaras bahasa antara
pelanggan dan supplier. Bahasa ini menghilangkan ambigu ketika supplier
berbicara tentang insiden, masalah, perubahan, dll.
5 konsep dasar tersebut sangatlah
penting karena ITIL memberikan konsep umum serta rangkaian yang terintegrasi
sehingga perusahaan dapat beradaptasi, menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan
bisnis nya serta mengoptimalisasi penyediaan layanan di seluruh supply chain. ITIL
menawarkan peluang yang signifikan untuk penyederhanaan dan standarisasi di
seluruh partner dagang. ITIL menyediakan proses dan model untuk membantu
penyedia layanan untuk bekerja dengan bisnis mereka, pelanggan, user dan
pemasok(supplier) untuk membuat keputusan bisnis mengenai peluang investasi,
optimalisasi baya, manajemen resiko, dan prioritas untuk perbaikan.
Jadi kesimpulan dalam jurnal
tersebut yaitu konsep ITIL adalah untuk membantu konsumen untuk mendapatkan
layanan terbaik dalam hal-hal yang menyangkut tentang IT dan menjadikan sebuah
perusahaan lebih banyak di gunakan oleh konsumen karena layanan dan komunikasi
yang baik dari Help desk atau IT service’s. oleh karena itu banyak perusahaan
yang sudah mengimplementasikan ITIL sebagai sarana utama bagi konsumen untuk
menyampaikan masalah yang sedang di hadapi dan menyelesaikannya dengan cepat.
Oleh karena itu banyak konsumen yang puas dan menjadi pelanggan tetap karena
mendapat layanan yang baik.
Sumber :
http://ijcsi.org/papers/IJCSI-8-3-2-515-522.pdf
Langganan:
Postingan (Atom)