Senin, 30 Oktober 2017

Program Membuat Garis Vertikal, Horizontal dan Diagonal dengan Menggunakan Java dan OpenGL

Tugas mata kuliah Grafik Komputer & Pengolahan Citra untuk membuat program garis horizontal,vertikal dan diagonal  menggunakan Java dan OpenGL.

download link pdf dibawah ini:

https://drive.google.com/open?id=0BzP_uTpArHducS14QXo1Z1JNN00

Kamis, 19 Oktober 2017

Definisi PEAS (Performance Measure, Environment, Actuators dan Sensor)

PEAS adalah singkatan dari Performance Measure, Environment, Actuators, dan Sensor. Dimana harus dispesifikasikan terlebih dahulu mengenai rancangan intelligent agent.

1. Performance Measure

Performance Measure/Pengukuran Kinerja adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain performance measure merupakan keberhasilan suatu agent.

2. Environment

Environment adalah suasana/kondisi yang terbentuk akibat interaksi semua elemen-elemen seperti benda mati, hidup atau abstrak. 

3. Actuators

Actuator/Aktuator adalah sebuah peralatan mekanis untuk menggerakkan atau mengontrol sebuah mekanisme atau sistem. 

4. Sensor 
Sensor adalah tiruan dari indra pada makhluk



Misalkan untuk task yang disusun untuk agent sistem diagnosis medis:
Performance Measure : Kesehatan Pasien, Biaya minimal, Hukum
Environment: Pasien, Rumah Sakit, Staf
Actuator : Tampilan Layar (Pertanyaan, Tes, Diagnosa, Perawatan, Rujukan)
Sensors : Keyboars(Entri gejala, pencarian penyakit, jawaban untuk pasien)


SUMBER:

http://tiindonesia.blogspot.co.id/2013/01/peas.html
http://maisarohmae23.blogspot.co.id/2016/09/pengertian-peas-dan-cara-kerja-jenis.html
http://arismunawarslalu.blogspot.co.id/2011/05/pengertian-dan-komponen-lingkungan.html
irhamworld.blogspot.co.id

Pengenalan Intelligent Agents (Definisi, Konsep serta Contohnya)

1. Definisi Agent

Pengertian sebuah Agent adalah segala sesuatu yang dapat dipandang sebagaimana mengamati lingkungannya melaluisensor dan bertindak atas lingkungan yang melalui efektor. Agen manusia memiliki mata, telinga, dan organ lain untuk sensor, dan tangan, kaki, mulut, dan bagian tubuh lainnya untuk efektor. Sebuah pengganti agen robot kamera dan berbagai pencari inframerah untuk sensor dan berbagai motor untuk efektor. Dapat digambarkan secara sederhana sebagai berikut:



Dalam kecerdasan buatan, intelligent agent (IA) adalah sebuah entitas otonom yang mengamati dan bertindak atas lingkungan (yaitu membutuhkan agen) dan mengarahkan aktivitasnya untuk mencapai tujuan  yaitu rasional. Intelligent agen juga dapat belajar atau menggunakan pengetahuan untuk mencapai tujuan mereka. Russell & Norvig (2003) mengartikan Rational Agent  yang mengerjakan segala sesuatu hal dengan benar. Agen Intelligentmenurut Nikola Kasabov adalah bahwa Agent harus menunjukkan karakteristik berikut.:
·         mengakomodasi pemecahan masalah baru aturan bertahap
·         beradaptasi online dan real time
·         mampu menganalisis sendiri dalam hal perilaku, kesalahan dan kesuksesan.
·         belajar dan meningkatkan melalui interaksi dengan lingkungan (perwujudan)
·         belajar dengan cepat dari sejumlah besar data
·         memiliki penyimpanan memori berbasis contoh dan kapasitas pengambilan

·         memiliki parameter untuk mewakili umur pendek dan jangka panjang memori.


2.      Konsep Agents

1)      Rational Agent
·         Definisi:
Rational agent: suatu agent yang selalu bertindak memaksimalkan ukuran kinerja, mengingat apa yang ia amati tentang lingkungan (sejarah input) dan pengetahuan lain yang dimilikinya.
·         Rational tidak berarti sempurna: ada aspek lingkungan yang tidak diketahui, di luar kendali.
·         Terkadang agent bermulai tanpa pengetahuan lingkungan → exploration, learning, autonomy.

2)      Task Environment
Ketika merancang sebuah agent, kita harus mendefinisikan lingkungan masalah (task environment), yakni:
·         Performance measure: apa saja yang menjadi ukuran kinerja agent?
·         Environment: di manakah agent berperan?
·         Actuators: apa saja yang bisa dilakukan si agent?
·         Sensors: apa saja yang menjadi perantara input untuk agent?
·         PEAS

Contoh: Agent taksi otomatis
Bayangkan sebuah agent taksi otomatis yang menerima penumpang dan mengantarkannya ke tujuan.

·         Performance measure: keamanan, kecepatan, legalitas, kenyamanan perjalanan, keuntungan
·         Environment: jalanan, lampu merah, lalulintas, pejalan kaki, cuaca
·         Actuators: stir arah, gas, rem, klakson, sinyal kiri/kanan
·         Sensors: kamera, sonar, speedometer, GPS, odometer, accelerometer, mesin sensor, keyboard
Jenis environment
·         Fully-observable vs. partially-observable: semua info relevan diketahui?
·         Deterministic vs. stochastic: next state = current state + action?
·         Episodic vs. sequential: apakah tergantung sejarah?
·         Static vs. dynamic: environment berubah jika agent tidak bertindak?
·         Discrete vs. continuous: bisa terhadap sifat state, percept, action.
·         Single agent vs. multiagent: apakah ia kawan (kooperatif) atau lawan (kompetitif)?
·         Tentunya, dunia nyata kita partially-observable, stochastic, sequential, dynamic, continuous, dan multiagent.

3)      Struktur sebuah agent
·         Agent function
Sebuah fungsi yang memetakan sejarah input (percept sequence) terhadap tindakan yang dilakukan (action)
f : P* → A     
·         Agent program
Sebuah program yang mengimplementasikan fungsi f di atas arsitektur
·         Agent = Arsitektur + Program
·         Agent program menerima input percept terakhir (*mungkin* ia menyimpan percept sequence di dalam memory-nya)

3.      Contoh Agents

1)      Contoh: Taksi Otomatis
Sebuah agent taksi otomatis yang menerima penumpang dan mengantarkannya ke tujuan
·         Performance measure: sampai tujuan, tidak melanggar lalu lintas, perjalanan nyaman, hemat bensin.
·         Environment: jalan, lalu lintas, pejalan kaki, pelanggan.
·         Actoators: arah stir, gas, rem, klakson, sinyal kiri atau kanan.
·         Sensors: video, speedometer, GPS, keyboard.

2)      Contoh: Medical Diagnosis System
Sebuah agent Medical Diagnosis System yang mendiagnosa pasien secara otoatis:
·         Performance measure: pasien sembuh, biaya murah, tidak menyalahi hukum.
·         Environment: pasien, rumah sakit, suster, dokter.
·         Actoators: layar monitor (pertanyaan, test, diagnosa, treatment, petunjuk).
·         Sensors: keyboard (masukkan gejala penyakit, jawaban pasien).

3)      Contoh: Robot Pabrik Penjamin Mutu
Sebuah robot yang melakukan pemisahan komponen yang bermutu tinggi pada  ban berjalan ke dalam kotak berbeda
·         Performance measure: presentase jumlah komponen yang diletakkan pada kotak yang benar.
·         Environment: ban berjalan, komponen yang diuji, kotak.
·         Actuators: gerak lengan dan tangan robot.
·         Sensors: kamera, sensor fisik.

4)      Contoh: Interactive English Tutor
Sebuah agent tutor yang memberikan latihan english secara interaktif
·         Performance measure: nilai skor maksimal.
·         Environment: para siswa.
·         Actuators: laya monitor (latihan, saran koreksi).
·         Sensors: keyboard.



SUMBER:
https://layangantw.wordpress.com/2014/10/26/konsep-intellegent-agents/
http://yogipratama97.blogspot.co.id/2016/10/pengenalan-intelligent-agents.html
http://artikel-teknologi-informasi.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-agent-pada-ai-artificial.html



Rabu, 27 September 2017

Definisi, Sejarah & Contoh Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan)

  • Definisi Artificial Intelligence
Artificial Intelligence atau yang lebih sering disingkat dengan AI merupakan kecerdasan buatan/bikinan atau sebuah kecerdasan yang ditanamkan dalam sistem yang dapat dikelola dalam konteks ilmiah atau Artificial Intelligence (inteligensi artifisial). AI bisa juga diartikan sebagai kecerdasan yang berwujud ilmiah. Sistem yang dibenamkan AI biasanya adalah sistem yang berkaitan dengan komputer atau robot.


AI sendiri dibuat dan dibenamkan dalam mesin komputer supaya ia bisa mengerjakan pekerjaan layaknya manusia. Hal ini tentu saja akan mempermudah dan mempersingkat suatu pekerjaan agar lebih praktis dan efisien dalam menghemat waktu pengerjaan. Namun begitu, bukan berarti AI adalah robot yang selalu bekerja membantu manusia. Tetapi AI juga termasuk dalam pelbagai bidang seperti sistem expert, logika fuzzy, video games (permainan), robotika dan syaraf tiruan.

Menurut beberapa ahli definisi Artificial Intelligence yaitu:

# H. A. Simon [1987] :
“ Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang -dalam pandangan manusia adlah cerdas”

# Rich and Knight [1991]:
“Kecerdasan Buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.”

Meski Artificial Intelligence mempunyai konotasi fiksi ilmiah kuat yang membentuk cabang yang terbilang pokok didalam ilmu komputer, termasuk yang bersangkut paut dengan perilaku, pembelajaran serta adaptasi cerdas sebuah mesin. Penelitian dalam AI sangat berkaitan dengan proses pembikinan mesin guna mengotomatisasikan pekerjaan yang memerlukan kecerdasan. Misalnya adalah

1. Pengendalian
2. Perencanaan
3. Penjadwalan
4. Kemampuan dalam menjawab diagnosis atau pertanyaan
5. Pengenalan wajah, suara dan tulisan


  • Sejarah Artificial Intelligence 

Era Komputer Elektronik (1941)
Pada tahun 1941 telah ditemukan alat penyimpanan dan pemrosesan informasi. Penemuan tersebut dinamakan komputer elektronik yang dikembangkan di USA dan Jerman. Komputer pertama ini memerlukan ruangan yang luas dan ruang AC yang terpisah. Saat itu komputer melibatkan konfigurasi ribuan kabel untuk menjalankan suatu program. Hal ini sangat merepotkan para programmer.


Pada tahun 1949, berhasil dibuat komputer yang mampu menyimpan program sehingga membuat pekerjaan untuk memasukkan program menjadi lebih mudah. Penemuan ini menjadi dasar pengembangan program yang mengarah ke AI.

Masa - Masa Persiapan AI (1943 - 1956 )
Pada tahun 1943, Warren McCulloch dan Walter Pitt mengemukakan tiga hal : pengetahuan fisiologi dasar dan fungsi sel syaraf dalam otak, analisa formal tentang logika proposisi, dan teori komputasi Turing. Mereka berhasil membuat suatu model sel syaraf tiruan di mana setiap sel syaraf digambarkan sebagai ‘on’ dan ‘off’. Mereka menunjukkan bahwa setiap fungsi dapat dihitung dengan suatu jaringan sel syaraf dan bahwa semua hubungan logis dapat diimplementasikan dengan struktur jaringan yang sederhana.

Pada tahun 1950, Nobert Wiener membuat penelitian mengenai prinsip-prinsip teori feedback. Contoh yang terkenal adalah thermostat. Penemuan ini juga merupakan awal dari perkembangan AI.

Pada tahun 1956, John McCarthy meyakinkan Minsky, Claude Shannon dan Nathaniel Rochester untuk membantunya melakukan penelitian dalam bidan Otomata, Jaringan Syaraf dan pembelajaran intelijensia. Mereka mengerjakan proyek ini selama 2 bulan di Dartsmouth. Hasilnya adalah program yang mampu berpikir non-numerik dan menyelesaikan masalah pemikira, yang dinamakan Principia Mathematica. Hal ini menjadikan McCarthy disebut sebagai Father of AI (Bapak AI).

Awal Perkembangan AI ( 1952 - 1969 )
Pada tahun-tahun pertama perkembangannya, AI mengalami banyak kesuksesan. Diawali dengan kesuksesan Newell dan Simon dengan ssebuah program yang disebut General Problem Solver. Program ini dirancang untuk memulai penyelesaian masalah secara manusiawi.

Pada tahun 1958, McCarthy di MIT AI Lab Memo No.1 mendefinisikan bahasa pemrograman tingkat tinggi yaiyu LISP, yang sekarang mendominasi pembuatan program-pogram AI. Kemudian, McCarthy membuat program yang dinamakan Programs with Common Sense. Di dalam program tersebut, dibuat rancangan untuk menggunakan pengetahuan dalam mencari solusi.

Pada tahun 1959, Nathaniel Rochester dari IBM dan mahasiswa-mahasiswanya mengeluarkan program AI yaitu Geometry Theorm Prover. Program ini dapat mengeluarkan suatu teorema menggunakan aksioma-aksioma yang ada.

Pada tahun 1963, program yang dibuat James Slagle mampu menyelesaikan masalah integral tertutup untuk mata kuliah Kalkulus.

Pada tahun 1986, program analogi buatan Tom Evan menyelesaikan masalah analogi geometris yang ada pada tes IQ.

Perkembangan AI Melambat ( 1966 - 1974 )
Perkembangan AI melambat disebabkan adanya 3 kesulitan utama yang dihadapi AI, yaitu :
1. Program-program AI yang bermunculan hanya mengandung sedikit atau bahkan tidak mengandung sama sekali pengetahuan (knowledge) pada subjeknya. Programm-program AI berhasil hanya karena manipulasi sederhana. Sebagai contoh adalah Weizenbaum’s ELIZA program (1965) yang dapat melakukan percakapan serius pada berbagai topic, sebenarnya hanyalah peminjaman manipulasi kalimat-kalimat yang diketikkan manusia.
2. Banyak masalah yang harus diselesaikan oleh AI.
3. Ada beberapa batasan pada struktur dasar yang digunakan untuk menghasilkan perilaku intelijensia.

Sistem Berbasis Pengetahuan ( 1969 - 1979 )
Pengetahuan adalah kekuatan pendukung AI. Hal ini dibuktikan dengan program yang dibuat oleh Ed Feingenbaum, Bruce Buchanan dan Joshua Lederberg yang membuat program untuk memecahkan masalah struktur molekul dari informasi yang didapatkan dari spectrometer massa. Program ini dinamakan Dendral Programs yang berfokus pada segi pengetahuan kimia. Dari segi diagnose medis juga sudah ada yang menemukannya, yaitu Sau Amarel dalam proyek Computer in Biomedicine. Proyek ini diawali keinginan untuk mendapatkan diagnose penyakit berdasarkan pengetahuan yang ada pada mekanisme penyebab proses penyakit.

AI Menjadi Sebuah Industri ( 1980 - 1988 )
Industrialisasi AI diawali dengan ditemukannya system pakar yang dinamakan R1 yang mampu mengkonfigurasi system-sistem computer baru. Program tersebut mulai dioperasikan di Digital Equipment Corporation (DEC), McDermott, pada tahun 1982.

Pada tahun 1986, R1 telah berhasil menghemat US$ 40 juta per tahun.

Pada tahun 1988, kelompok AI di DEC menjalankan 40 sistem pakar. Hampir semua perusahaan besar di USA mempunyai divisi AI. Sehingga perusahaan yang sejak tahun 1982 hanya menghasilkan beberapa juta US dolar per tahun meningkat menjadi 2 milyar US dolar per tahun pada tahun 1988.

Kembalinya Jaringan Syaraf Tiruan ( 1986 - Sekarang )
Meskipun bidang ilmu computer menolak jaringan syaraf tiruan setelah diterbitkannya buku “Perceptrons” karangan Minsky dan Papert, tetapi para ilmuwan masih mempelajari bidang ilmu tersebut dari sudut pandang yang lain yaitu fisika. Para ahli fisika seperti Hopfield (1982) menggunakan teknik-teknik mekanika statistika untuk menganalisa sifat-sifat pentimpanan dan optimasi pada jaringan syaraf. Para ahli psikologi, David Rumelhart dan Geoff Hinton, melanjutkan penelitian mengenai model jaringan syaraf tiruan pada memori.

Pada tahun 1985-an setidaknya empat kelompok riset menemukan kembali algoritma belajar propagasi balik (Black-Propagation Learning). Algoritma ini berhasil diimplementasikan ke dalam bidang ilmu computer dan psikologi.

AI Saat Ini 

Dengan semakin pesatnya perkembangan hardware dan software, berbagai produk AI telah berhasil dibangun dn digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Di sini, produk-produk tersebut dikelompokkan ke dalam empat teknik yang ada di AI, yaitu searching, reasoning, planning, dan learning.

  • Contoh Artificial Intelligence

1.      Natural Language Processing (NLP)

NLP mempelajari bagaimana bahasa alami itu diolah sedemikian hingga user dapat berkomunikasi dengan komputer. Konsentrasi ilmu ini adalah interaksi antara komputer dengan bahasa natural yang digunakan manusia, yakni bagaimana komputer melakukan ekstraksi informasi dari input yang berupa natural language dan atau menghasilkan output yang juga berupa natural language, misalnya pada system Automated online assistant


2.  Computer Vision

Cabang ilmu ini erat kaitannya dengan pembangunan arti/makna dari image ke obyek secara fisik. Yang dibutuhkan didalamnya adalah metode-metode untuk memperoleh, melakukan proses, menganalisa dan memahami image. Apabila cabang ilmu ini dikombinasikan dengan Artificial Intelligence secara umum akan mampu menghasilkan sebuah visual intelligence system. Akuisisi dan pemrosesan informasi berupa vision 



3.         Game Playing

Game biasanya memiliki karakter yang dikontrol oleh user, dan karakter lawan yang dikontrol oleh game itu sendiri. Dimana kita harus merancang aturan-aturan yang nantinya akan dikerjakan oleh karakter lawan. Game akan menjadi menarik apabila karakter lawan (non-player) bereaksi dengan baik terhadap apa yang dilakukan oleh player. Hal ini akan memancing penasaran user dan membuat game menarik untuk dimainkan. Tujuan intinya adalah membuat non-player memiliki strategi yang cerdas untuk mengalahkan player. Pada bidang ini,  AI dibutuhkan, yaitu untuk merancang dan menghasilkan game yang fun serta antarmuka antara man-machine yang cerdas dan menarik untuk dimainkan.


beberapa video nya :




SUMBER : 

http://www.homefage.ga/2016/06/pengertian-contoh-artificial-intelligence-ai.html
https://aiukswgkelompok11.wordpress.com/definisi-artificial-intelligence/
http://socs.binus.ac.id/2012/06/06/mengenal-kecerdasan-buatan-kini-dan-akan-datang/
http://aldririzkykurniawanark.blogspot.co.id/2016/01/sejarah-dan-perkembangan-ai.html
http://blog.rumahproject.com/2016/11/27/contoh-penerapan-kecerdasan-buatan-ai-dalam-kehidupan/
https://www.youtube.com

Minggu, 18 Juni 2017

ARTIKEL SERVICE LEVEL AGREEMENT (SLA) DAN OPERATIONAL LEVEL AGREEMENT (OLA)

1       1. SLA

    

SLA singkatan dari Service Level Agreement atau jika diterjemahkan adalah, Perjanjian Tingkat Layanan , Pengertian SLA adalah bagian dari perjanjian layanan secara keseluruhan antara 2 dua entitas untuk peningkatan kinerja atau waktu pengiriman harus di perbaiki selama masa kontrak. Dua entitas tersebut biasanya dikenal sebagai penyedia layanan dan klien, dan dapat melibatkan perjanjian secara hukum karena melibatkan uang, atau kontrak lebih informal antara unit-unit bisnis internal.
SLA ini biasanya terdiri dari beberapa bagian yang mendefinisikan tanggung jawab berbagai pihak, dimana layanan tersebut bekerja dan memberikan garansi, dimana jaminan tersebut bagian dari SLA memilikitingkat harapan yang disepakati, tetapi dalam SLA mungkin terdapat tingkat ketersediaan, kemudahan layanan, kinerja, operasi atau tingkat spesifikasi untuk layanan itu sendiri. Selain itu, Perjanjian Tingkat Layanan akan menentukan target yang ideal, serta minimum yang dapat diterima.

Mengapa SLA dibutuhkan

SLA dibutuhkan jika dilihat dari sisi Penyedia layanan adalah sebagai jaminan atas service yang diberikan kepada klien, sehingga klien tersebut bisa puas atas layanan yang diberikan, dampak lain yang akan muncul dari sisi penyedia layanana adalah konsep pemasaran tradisional yaitu pemasaran dari mulut ke mulut , maksudnya adalah klien akan memberikan rekomendasi kepada temannya/ rekan lainnya bahwa layanan yang diberikan oleh penyedia tersebut bagus, sehingga berharap teman/ rekan lainnya mau berlangganan kepada provider/ penyedia layanan tersebut
Dari sisi Klien adalah menjamin aspek ketersedian  (availability) informasi(kalau kita mengacu kepada konsep informasi yang berkualias, adalah mengacu kepada availability, accurate, Update). Sehingga pihak klien merasa terbantu dengan ketersediaan layanan yang diberikan oleh pihak provider, sehingga proses pengelolaan data/ informasi dengan pihak-pihak terkait (customer/ vendor) berjalan lancar & tidak terganggu karena layanan itu mati, bisa dibayangkan jika klien tersebut adalah sebuah institusi perbankan (dimana layanan yang dibutuhkan adalah 24 jam , dengan kata lain layanan internet nya tidak boleh down (mati), dan bisa dibayangkan juga jika layanan dari perbankan itu down (mati), akibatnya dari aspek pemasaran nasabahnya dari bank tersebut tidak akan percaya , sehingga dampak yang paling tragis adalah nasabah tersebut akan berpindah kepada layanan dari bank lain ?, begitupula layanan-layanan lainnya seperti Perguruan tinggi, yang nantinya akan berdampak kepada image yang kurang baik dari perguruan tinggi tersebut.

SLA sebagai layanan untuk Aplikasi Bisnis

Dengan mengetahui hal itu, diharapkan tingkat pelayanan dan juga tingkat minimum, pelanggan dapat menggunakan layanan dengan maksimal. Hal ini juga sangat membantu jika klien adalah perantara, yang menjual kembali atau bundling dengan pelayanan yang lebih besar yang sedang dijual. SLA telah digunakan sejak awal 1980-an oleh perusahaan telepon dengan pelanggan dan reseller yang lebih besar perusahaannya dengan pelayanan mereka. Konsep “tertangkap” dari bisnis unit dan usaha lainnya dalam perusahaan besar mulai menggunakan istilah dan pengaturan yang ideal dalam awal kontrak layanan telekomunikasi.
Ide menciptakan sebuah layanan yang lebih besar dari layanan yang lebih kecil hampir membutuhkan SLA dari penyedia jasa. Misalnya, untuk memiliki cakupan ponsel nasional, Anda tidak perlu untuk membangun menara dan antena di seluruh kota. Sebaliknya, Anda bisa menemukan perusahaan lokal dan daerah yang menawarkan layanan yang sama, menulis tentang SLA dan mengukur hasilnya. Untuk pelanggan anda, anda akan menawarkan SLA yang sama. Dalam SLA asli tidak memerlukan perusahaan dari mana anda membeli, dan anda dapat mengontrol biaya anda, ketika pelanggan mematuhi SLA yang anda buat dengan mereka. Hal ini memberikan kemampuan bagi Perusahaan untuk menggunakan banyak sub kontraktor untuk menyediakan pelayanan yang lebih besar, namun mengendalikan biaya dan sumber daya untuk menawarkan produk yang lebih besar.
Penggunaan SLA tidak terbatas pada dunia IT atau telekomunikasi – mereka juga digunakan untuk real estate, medis dan bidang apapun yang menyediakan produk atau layanan kepada pelanggan.Layanan berorientasi manusia dan bisnis memiliki kebutuhan untuk mengukur dan memikul tanggung jawab, dan SLA menyediakan pengukuran dan ide bagi entitas untuk menyepakati.

2     2. OLA



operational-level agreement (OLA) mendefinisikan hubungan saling tergantung dalam mendukung Service-level agreement (SLA). Kesepakatan tersebut menggambarkan tanggung jawab masing-masing kelompok pendukung internal terhadap kelompok pendukung lainnya, termasuk proses dan kerangka waktu untuk penyampaian layanan mereka. Tujuan OLA adalah untuk menyajikan deskripsi dukungan internal dari penyedia layanan yang jelas, ringkas dan terukur.

OLA kadang diperluas ke frase lain tapi semuanya memiliki arti yang sama:
·        organisational-level agreement
·        operating-level agreement
·        operations-level agreement

Mengelola tingkat pelayanan(Managing service levels)

Menempatkan SLA di tempat dengan konsisten UCs dan OLAs mencapai apa-apa kecuali kinerja terhadap SLA diukur, dimonitor dan dilaporkan dan sesuai tindakan-tindakan untuk mempertahankan dan terus meningkatkan layanan pengiriman. Tanggung jawab berkelanjutan SLM prihatin dengan mempertahankanhubungan yang konstruktif dan positif dengan pelanggan, mengukur dan pemantauan kinerja terhadap SLA, pelaporan dan meninjau kinerja dengan customer, berurusan dengan mengubah persyaratan dan terus-menerus berusaha untuk memperbaiki tingkat pelayanan yang mana ini biaya-efektif. Ini bukanlah suatu hubungan satu sisi, namun. SLM juga memiliki tanggung jawab untuk membantu para pelanggan dan membuat bisnis penggunaan paling efektif dan memenuhi kewajiban mereka termasuk dalam SLA.

Pertemuan SLA(SLA review meetings)

Pertemuan rutin dengan pelanggan adalah bagian pusat dari SLM. Mereka yang tidak hanya kesempatan untuk melaporkan dan meninjau kinerja, meskipun ini adalahsalah satu isu-isu kunci. Ini pada dasarnya adalah tentang membangun dan memelihara hubungan.
Pertemuan adalah sebuah forum untuk bertukar informasi tentang isu-isu yang menjadi perhatian, seperti kebutuhan untuk pelatihan pengguna atau mengkhawatirkantren di kinerja atau beban kerja. Mereka memberikan kesempatan bagi penyedia layanan IT dan nasabah untuk berbagi rencana mereka untuk perubahan di masa depan: Bisnis mungkin berencana ekspansi dalam penggunaan; mungkin ada proposal yang relevan di depan jadwal perubahan;mungkin berencana untuk menggantikan Layanan kunci komponen atau memperkenalkan unsur manajemen layanan baru.


  PERBEDAAN SLA DAN OLA

1.     Service Level Agreement berfokus pada bagian layanan dari perjanjian, seperti uptime layanan dan kinerja. Di sisi lain, Perjanjian Tingkat Operasional adalah kesepakatan sehubungan dengan pemeliharaan dan layanan lainnya.
2.     Service Level Agreement pada dasarnya adalah kontrak antara penyedia layanan dan pelanggan. OLA adalah kesepakatan antara kelompok pendukung internal sebuah institusi yang mendukung SLA.
3.     Saat membandingkan kelompok sasaran, OLA memiliki kelompok sasaran lebih kecil daripada SLA.
4.     Berbeda dengan OLA, SLA menghubungkan penyedia layanan ke pelanggan.
5.     Perjanjian Tingkat Operasional lebih bersifat teknis daripada Service Level Agreement.

CONTOH KASUS

Cara menghitung SLA, tergantung dari layanan yang diberikan , sebagai contoh yang saya ketahui beberapa provider IT  khususnya provider / penyedia layanan internet memberikan SLA antara 96% – 99%, artinya dalam 1 bulan pihak provider menjamin bahwa layanan yang diberikan adalah :
Menghitung SLA (asumsi dengan SLA 98%, artinya layanan standard mereka 98% dalam 1 bulan, dan 2% dianggap wajar jika terjadi mati (down) dalam layanan tersebut)
1 hari = 24 jam 
1 bulan = 30 hari
Biaya bulanan Internet = Rp. 1.000.000
==> 1 bulan = 30 hari x 24 jam = 720 Jam (720 jam merupakan layanan 100%)
==> Sedangkan jika 98% maka layanan standard mereka adalah
==> 98% * 720 jam = 705.6 jam (layanan standard mereka, sisanya 14.4 jam dianggap wajar jika layanan itu mati (down)
Pengertian Restitusi dan Bagaimana menghitung Restitusi
Restitusi adalah pengembalian dalam bentuk (bisa dalam bentuk pembayaran (uang), ataupun lainnya (tergantung kontrak) dari pihak penyedia layanan kepada klien.
Sebagai contoh (dengan mengambil lanjutan perhitungan diatas), jika klien mempunyai kewajiban membayar Rp. 1.000.000 :
Biaya bulanan internet = Rp. 1.000.000
SLA layanan (contoh bulan Juli)  = 76,6% (100% – 23,3%), artinya pihak provider bulan juli hanya bisa memberikan layanan internet sebesar 76,6% artinya ada selisih (98% – 76.6% = 21.3%, yang tidak bisa dipenuh oleh pihak provider)
Nah 21,3 % itu adalah hak kita u/ mendapatkan penggantian, penggantian ini biasanya dlm bentuk pengurangan pembayaran, misalkan kita bayar
1bulan Rp. 1.000.000 = untuk layanan 98% (1% sekitar Rp. 10.204)
Maka u/ layanan hanya 76.6% = 1.000.000 – (21.3% X Rp. 10.204)
=  Rp1.000.000 – Rp. 217.345
    =  Rp. 782.654

Artinya dlm bulan ini kita hanya punya kewajiban membayar sekitar Rp. 782.654


SUMBER:
https://en.wikipedia.org/wiki/Operational-level_agreement
https://bambangsuhartono.wordpress.com/2013/07/26/pengertian-dan-cara-perhitungan-sla-service-level-agreement/
https://servernesia.com/1460/apa-itu-sla/
http://www.it-checklists.com/SLA_OLA_Operations_Level_Agreement.html

Kamis, 18 Mei 2017

PERBANDINGAN FRAMEWORK COBIT,ITIL, DAN COSO

COBIT

Control Objective for Information and related Technology, disingkat COBIT, adalah suatu panduan standar praktik manajemen teknologi informasi. Cobit dirancang sebagai alat penguasaan IT yang membantu dalam pemahaman dan memanage resiko, manfaat serta evaluasi yang berhubungan dengan IT. Standar COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA. COBIT 4.0 merupakan versi terbaru.




COBIT merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework IT audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara. Dimana di setiap negara dibangun chapter yang dapat mengelola para profesional tersebut.Target pengguna dari framework COBIT adalah organisasi/perusahaan dari berbagai latar belakang dan para profesional external assurance. Secara manajerial target pengguna COBIT adalah manajer, pengguna dan profesional TI serta pengawas/pengendali profesional. Lingkup kriteria informasi yang sering menjadi perhatian dalam COBIT adalah:

o   Effectiveness
Menitikberatkan pada sejauh mana efektifitas informasi dikelola dari data-data yang diproses oleh sistem informasi yang dibangun.
o   Efficiency
Menitikberatkan pada sejauh mana efisiensi investasi terhadap informasi yang diproses oleh sistem.
o   Confidentiality
Menitikberatkan pada pengelolaan kerahasiaan informasi secara hierarkis.
o   Integrity
Menitikberatkan pada integritas data/informasi dalam sistem.
o   Availability
Menitikberatkan pada ketersediaan data/informasi dalam sistem informasi.
o   Compliance
Menitikberatkan pada kesesuaian data/informasi dalam sistem informasi.
o   Reliability
Menitikberatkan pada kemampuan/ketangguhan sistem informasi dalam pengelolaan data/informasi.

Framework COBIT pada tiap-tiap IT proses dikelompokkan dalam empat domain utama:

1.  Planning and Organization
mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.

2. Acquisition and Implementation
identifikasi solusi TI dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis untuk mewujudkan strategi TI.

3. Delivery and Support
domain yang berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada sistem keamanan dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.

4. Monitoring
semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.



ITIL

ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC)suatu badan dibawah pemerintah Inggris, dengan bekerja sama dengan The IT Service Management Forum (itSMF) – suatu organisasi independen mengenai manajemen pelayanan TI – dan British Standard Institute (BSI) – suatu badan penetapan standar pemerintah Inggris.



ITIL merupakan suatu framework pengelolaan layanan TI (IT Service Management – ITSM) yang sudah diadopsi sebagai standar industri pengembangan industri perangkat lunak di dunia. Pada 30 Juni 2007, OGC (Office of Government Commerce) menerbitkan versi ketiga ITIL (ITIL v3) yang intinya terdiri dari lima bagian dan lebih menekankan pada pengelolaan siklus hidup layanan yang disediakan olehteknologi informasi. Kelima bagian tersebut adalah:

1. Service Strategy 

Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle. Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy adalah:
1. Service Portfolio Management
2. Financial Management
3. Demand Management

2. Service Design

Agar layanan TI dapat memberikan manfaat kepada pihak bisnis, layanan-layanan TI tersebut harus terlebih dahulu di desain dengan acuan tujuan bisnis dari pelanggan. Service Design memberikan panduan kepada organisasi TI untuk dapat secara sistematis dan best practice mendesain dan membangun layanan TI maupun implementasi ITSM itu sendiri. Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya. Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:
1.Service Catalog Management
2.Service Level Management
3.Supplier Management
4.Capacity Management
5.Availability Management
6.IT Service Continuity Management
7.Information Security Management.

3. Service Transition

Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang dirubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1.Transition Planning and Support
2.Change Management
3.Service Asset & Configuration Management
4.Release & Deployment Management
5.Service Validation
6.Evaluation
7.Knowledge Management

4. Service Operation

Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup semua kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat berbagai panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif serta menjamin tingkat kinerja yang telah diperjanjikan dengan pelanggan sebelumnya. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1.Event Management
2.Incident Management
3.Problem Management
4.Request Fulfillment
5.Access Management

5. Continual Service Improvement

Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas, salah satunya adalah Plan-Do-Check-Act (PDCA) atau yang dikenal sebagi Deming Quality Cycle

COSO




Kepanjangan dari COSO adalah Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission. COSO ini dibuat oleh sektor swasta untuk menghindari tindak korupsi yang sering terjadi di Amerika pada tahun 1970-an. COSO terdiri atas 5 komponen:

1. Control environment
Tindakan atau kebijakan  manajemen yang mencerminkan sikap manajemen puncak secara keseluruhan dalam pengendalian manajemen. Yang termasuk dalam control environment:
1.Integrity and ethical values (integritas dan nilai etika)
2.Commitment to competence (komitmen terhadap kompetensi)
3.Board of Directors and audit committee (dewan komisaris dan komite audit)
4.Management’s philosophy and operating style (filosofi manajemen dan gaya mengelola operasi)
5.Organizational structure (struktur organisasi)
6.Human resource policies and procedures (kebijakan sumber daya manusia dan prosedurnya)

2. Risk assessment
Tindakan manajemen untuk mengidentifikasi, menganalisis risiko-risiko yang relevan dalam penyusunan laporan keuangan dan perusahaan secara umum. Yang termasuk dalam risk assessment:
1.Company-wide objectives (tujuan perusahaan secara keseluruhan)
2.Process-level objectives (tujuan di setiap tingkat proses)
3.Risk identification and analysis (indentifikasi risiko dan analisisnya)
4.Managing change (mengelola perubahan)

3. Control activities
Tindakan-tindakan yang diambil manajemen dalam rangka pengendalian intern. Yang termasuk control activities:
1.Policies and procedures (kebijakan dan prosedur)
2.Security (application and network) –> (keamanan dalam hal aplikasi dan jaringan)
3.Application change management (manajemen perubahan aplikasi)
4.Business continuity or backups (kelangsungan bisnis)
5.Outsourcing (memakai tenaga outsourcing)

4. Information and communication 
Tindakan untuk mencatat, memproses dan melaporkan transaksi yang sesuai untuk menjaga akuntablitas. Yang termasuk komponen ini adalah sebagai berikut.
1.Quality of information (kualitas informasi)
2.Effectiveness of communication (efektivitas komunikasi)

5. Monitoring
Peniilaian terhadap mutu pengendalian internal secara berkelanjutan maupun periodik untuk memastikan pengendalian internal telah berjalan dan telah dilakukan penyesuian yang diperlukan sesuai kondisi yang ada. Yang termasuk di dalam komponen ini, yakni:
1.On-going monitoring (pengawasan yang terus berlangsung)
2.Separate evaluations (evaluasi yang terpisah)
3.Reporting deficiencies (melaporkan kekurangan-kekurangan yang terjadi)


KESIMPULAN

COBIT merupakan sebuah model tata kelola TI yang memberikan sebuah arahan yang lengkap mulai dari sistem mutu, perencanaan, manajemen proyek, keamanan, pengembangan dan pengelolaan layanan. Arahan dari COBIT kemudian didetailkan kembali oleh beberapa model framework sesuai dengan perkembangan keilmuan dan COBIT hanya memberikan panduan kendali dan tidak memberikan panduan implementasi operasional serta hanya berfokus pada kendali dan pengukuran. Pada ITIL  Memberi deskripsi rinci sejumlah praktik penting TI dan menyediakan daftar komprehensif tugas dan prosedur yang didalamnya setiap organisasi dapat menyesuaikan dengan kebutuhannya sendiri serta mencakup struktur organisasi dan persyaratan keterampilan untuk organisasi IT dengan menghadirkan seperangkat prosedur manajemen. Pada COSO memberikan pemikiran kepemimpinan melalui pengembangan kerangka kerja dan pedoman yang komprehensif tentang manajemen risiko perusahaan , pengendalian internal dan pencegahan kecurangan yang dirancang untuk meningkatkan kinerja organisasi dan tata pemerintahan dan untuk mengurangi tingkat kecurangan dalam organisasi .



Kamis, 20 April 2017

Review Jurnal Internasional Manajemen Layanan Sistem Informasi


The IT Service Management according to the ITIL framework applied to the enterprise value chain

Abdelaali Himi , Samir Bahsani and Alami Semma

Department of Mathematics and Computer Science, Faculty of Science and Techniques, Hassan University Settat, Morocco


Pada jurnal yang akan saya review ini membahas penerapan IT Service Management (ITSM) pada suatu perusahaan yang mengacu pada implementasi dan manajemen layanan teknologi informasi yang berkualitas. Manajemen layanan yang efektif itu sendiri merupakan aset strategis dari penyedia layanan, menyediakan mereka dengan kemampuan untuk melaksanakan bisnis inti mereka untuk menyediakan layanan yang memberikan nilai kepada pelanggan dengan memfasilitasi pelanggan hasil yang ingin dicapai . ITSM berkaitan dengan ITIL ( IT Infrastructure Library) yaitu suatu rangkaian konsep , teknik pengelolaan infrastruktur serta operasi teknologi informasi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional teknologi informasi dan sebagai pengatur ITSM tersebut sesuai dengan ketetapan nya supaya berjalan dengan maksimal. Penentu keberhasilan dalam perusahaan yang sudah menerapkan ITIL yaitu sumber daya manusia nya apakah sudah mengerti tentang konsep-konsep dalam ITIL tersebut.

ITIL memiliki 5 konsep dasar yaitu:

11.  Pelayanan pelanggan

Konsep ini sangat penting untuk megelola pengelolaan teknologi informasi melibatkan kebutuhan pelanggan menjadi perhatian utama dengan mencukupi kebutuhan dan menjalin hubungan kebersamaan dengan pelanggan.

22.  Siklus hidup layanan

ITIL memberikan solusi dan sebagai pendukung untuk mempertimbangkan pelayanan manajemen terhadap suatu perusahaan meliputi dampak kinerja, ketersediaan dan anggaran supaya berjalan dengan efisien.

  3.  Konsep proses

Konsep proses ini menunjukkan ketahanan dalam kualitas dalam suatu perusahaan. Setiap pihak dalam perusahaan mempunyai tanggung jawab serta peran yang harus dilakukan secara maksimal.

  4.  Kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan dapat didefinisikan sebagai peluang untuk menanggapi kebutuhan pelanggan persis seperti yang diperlukan.

  5. Komunikasi

Salah satu kontribusi dari ITIL adalah komunikasi yang baik. Ini selaras bahasa antara pelanggan dan supplier. Bahasa ini menghilangkan ambigu ketika supplier berbicara tentang insiden, masalah, perubahan, dll.

5 konsep dasar tersebut sangatlah penting karena ITIL memberikan konsep umum serta rangkaian yang terintegrasi sehingga perusahaan dapat beradaptasi, menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan bisnis nya serta mengoptimalisasi penyediaan layanan di seluruh supply chain. ITIL menawarkan peluang yang signifikan untuk penyederhanaan dan standarisasi di seluruh partner dagang. ITIL menyediakan proses dan model untuk membantu penyedia layanan untuk bekerja dengan bisnis mereka, pelanggan, user dan pemasok(supplier) untuk membuat keputusan bisnis mengenai peluang investasi, optimalisasi baya, manajemen resiko, dan prioritas untuk perbaikan. 

Jadi kesimpulan dalam jurnal tersebut yaitu konsep ITIL adalah untuk membantu konsumen untuk mendapatkan layanan terbaik dalam hal-hal yang menyangkut tentang IT dan menjadikan sebuah perusahaan lebih banyak di gunakan oleh konsumen karena layanan dan komunikasi yang baik dari Help desk atau IT service’s. oleh karena itu banyak perusahaan yang sudah mengimplementasikan ITIL sebagai sarana utama bagi konsumen untuk menyampaikan masalah yang sedang di hadapi dan menyelesaikannya dengan cepat. Oleh karena itu banyak konsumen yang puas dan menjadi pelanggan tetap karena mendapat layanan yang baik.

Sumber : 

http://ijcsi.org/papers/IJCSI-8-3-2-515-522.pdf