Dewasa ini, perusahaan tidak
bisa jauh dari yang namanya TI (Teknologi Informasi). Segala hal yang
dikerjakan dalam perusahaan saat ini sangat bergantung dari suatu teknologi
contohnya yaitu dalam mengelola data perusahaan. Pastinya sekarang semua sudah menggunakan
teknologi seperti komputer dan lain-lain untuk mengelola data-data tersebut.
Agar pengelolaan perusahaan memanfaatkan teknologi informasi dapat berjalan
dengan baik maka perusahaan perlu mengikuti suatu Framework IT.
Framework IT merupakan salah satu kerangka
pekerjaan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam berbagai bidang atau
berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknologi
informasi bagi orang yang menggunakannya serta untuk lebih mudah dalam mengatur
dan mengolah informasi. Penggunaan framework ini juga dapat digunakan untuk
mengaudit suatu perusahaan agar perusahaan tersebut dapat berjalan dengan baik
dan mengetahui kualitas dari perusahaan tersebut. Terdapat banyak framework
audit it yang dapat diikuti suatu perusahaan sebagai acuan dalam mengelola
suatu perusahaan.
Dalam postingan kali ini
akan membahas mengenai perbandingan framework CMMI, ITBPM dan TOGAF.
Berikut perbandingan ketiga framework it tersebut :
CMMI (Capability Maturity
Model Integrated)
Capability Maturity Model
Integration (CMMI) merupakan suatu model pendekatan dalam penilaian skala
kematangan dan kemampuan sebuah organisasi perangkat lunak. CMMI pada awalnya
dikenal sebagai Capability Maturity Model (CMM) yang dikembangkan oleh Software
Enginnering Institute di Pittsburgh pada tahun 1987. Namun perkembangan
selanjutnya CMM menjadi CMMI. CMMI mendukung proses penilaian secara
bertingkat. Penilaiannya tersebut berdasarkan kuisioner dan dikembangkan secara
khusus untuk perangkat lunak yang juga mendukung peningkatan proses.
CMMI memiliki 4 aturan yang
dapat disesuaikan menurut organisasisoftw are, yakni: System Engineering(SE),
Software Engineering(SW ), Integrated Product and Process Development (IPPD),
dan Supplier Sourcing (SS). Gambar di bawah ini merupakan level-level yang
terdapat pada CMMI :
ITBPM (IT Baseline
Protection Manual)
IT Baseline Protection
Masnual Merupakan kumpulan dokumen dari German Federal Office for Security in
Information Technology (BSI) yang memiliki kegunaan untuk mendeteksi kerusakan
dan serangan informasi dalam IT. ITBPM berisi seperangkat langkah-langkah
keamanan standar yang direkomendasikan atau "perlindungan". Tujuan
dari rekomendasi perlindungan IT dasar ini adalah untuk mencapai tingkat
keamanan untuk sistem IT yang wajar dan memadai untuk memenuhi persyaratan
perlindungan normal dan juga dapat berfungsi sebagai dasar untuk sistem dan
aplikasi IT yang membutuhkan perlindungan tingkat tinggi. Ini dicapai melalui
penerapan yang tepat dari pengamanan keamanan standar organisasi, personil,
infrastruktur dan teknis.
Dengan menggunakan IT Baseline Protection Manual memungkin perusahaan untuk menerapkan konsep keamanan IT secara sederhana dan ekonomis sesuai dengan sumber daya yang diperlukan. Seperti pada pendekatan analisis risiko tradisional, pertama-tama ancaman diidentifikasi dan diberi kemungkinan terjadinya, dan hasil analisisnya kemudian digunakan untuk memilih langkah-langkah keamanan IT yang sesuai dan sisa risiko yang tersisa dapat dinilai.
Dengan menggunakan IT Baseline Protection Manual memungkin perusahaan untuk menerapkan konsep keamanan IT secara sederhana dan ekonomis sesuai dengan sumber daya yang diperlukan. Seperti pada pendekatan analisis risiko tradisional, pertama-tama ancaman diidentifikasi dan diberi kemungkinan terjadinya, dan hasil analisisnya kemudian digunakan untuk memilih langkah-langkah keamanan IT yang sesuai dan sisa risiko yang tersisa dapat dinilai.
TOGAF (The Open Group
Architecture Framework)
Framework TOGAF-
Diluncurkan pada tahun 2009, The Open Group Architecture Framework atau TOGAF
adalah suatu kerangka kerja dan pengembangan metode untuk Enterprise
Architecture yang digunakan oleh arsitek perusahaan untuk merancang,
merencanakan, melaksanakan, dan mengatur perusahaan arsitektur organisasi.
TOGAF memberikan metode yang detil tentang bagaimana membangun dan mengelola serta mengimplementasikan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan ADM (Architecture Development Method).
Tujuan dari arsitektur enterprise adalah untuk mengoptimalkan seluruh perusahaan ke lingkungan terpadu yang tanggap terhadap perubahan dan mendukung strategi bisnis. Arsitektur enterprise yang baik memungkinkan kita untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara efisiensi teknologi informasi dan inovasi bisnis.
TOGAF memberikan metode yang detil tentang bagaimana membangun dan mengelola serta mengimplementasikan arsitektur enterprise dan sistem informasi yang disebut dengan ADM (Architecture Development Method).
Tujuan dari arsitektur enterprise adalah untuk mengoptimalkan seluruh perusahaan ke lingkungan terpadu yang tanggap terhadap perubahan dan mendukung strategi bisnis. Arsitektur enterprise yang baik memungkinkan kita untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara efisiensi teknologi informasi dan inovasi bisnis.
Kesimpulan Perbandingan
Berdasarkan dari penjelasan
di atas dapat disimpulkan bahwa CMMI, ITBPM dan TOGAF memiliki peranan yang
berbeda sebagai framework audit it. CMMI sebagai framework yang menyediakan
untuk memberikan penilaian terhadap kualitas dari suatu organisasi perangkat
lunak, ITBPM sebagai framework yang memberikan panduan untuk menerapkan
keamanan IT dan TOGAF sebagai framework yang mendukung dalam pengembangan suatu
arsitektur perusahaan.
Contoh Kasus
Dalam postingan kali ini,
saya memilih contoh kasus framework TOGAF sebagai bahan untuk dianalisa.
"PT. Greenfields
adalah sebuah perusahaan manufaktur di bidang susu, yang menghasilkan produk
yaitu susu segar, keju, dan whipping cream. Ada 2 proses utama di dalam PT.
Greenfields yaitu proses pemerahan, dan proses pengolahan. Proses pemerahan dan
pengolahan sudah menggunakan mesin-mesin otomatis, yang mencakup proses
pasteurisasi, sterilisasi, dan pengepakan."
Berdasarkan dari bisnis
proses yang ada pada PT. Greenfields maka telah didapatkan daftar aplikasi
sebagai berikut:
1.
Production
Aplikasi Production meliputi Bill of Material, Material
Requirement Planning, dan Production Schedule.
2.
Farm
Aplikasi Farm adalah sebuah aplikasi yang bertujuan untuk
mengontrol peternakan yang ada mulai data sapi yang ada, stok makanan untuk
sapi, history susu yang dihasilkan dari seekor sapi, dan history kesehatan
sapi.
3.
Shipping
Aplikasi Shipping adalah sebuah aplikasi untuk mengontrol
pengiriman yang dilakukan oleh PT. Greenfields. Aplikasi ini berisi pembuatan
surat jalan, jumlah pengiriman yang dilakukan, estimasi waktu tempuh dan waktu
kembali truk pengiriman. Aplikasi ini juga bisa dilihat oleh pihak eksternal
yaitu customer untuk melihat kapan barang akan sampai lengkap dengan data
muatan, truk, dan sopir.
4.
Maintenance
Aplikasi Maintenace ini adalah aplikasi yang berjalan
dengan inputan banyaknya tugas yang telah dilakukan, contohnya mesin pemerah
akan dilakukan maintenance setiap 1000 liter susu. Aplikasi ini akan melakukan
kalkulasi kapan diperlukan maintenance dengan target yang sudah dipasang oleh
pakar di bagian pemeliharaan mesin.
5.
Report Online
Aplikasi Report Online ini ditujukan untuk pihak
eksekutif mengingat PT. Greenfield adalah perusahaan multinasional, di mana
report harusnya bisa diakses di manapun dan kapanpun. Pada aplikasi ini akan
muncul data eksklusif seperti data profit penjualan, dan data custom hasil dari
data mining.
Data Architecture
Data yang ada di PT. Greenfields harus terintegritas, oleh karena itu semua data akan dimasukkan kedalam sebuah database yang ada di server dan online. Penggunaan data warehouse dan data mining adalah hal wajib mengingat adanya aplikasi Reporting Online yang akan memiliki data custom untuk kalangan eksekutif seperti penjualan susu rasa apa yang paling laris masing-masing region. Data migration dan standarisasi data akan diperlukan mengingat masih adanya data yang belum terkomputerisasi atau sudah terkomputerisasi tetapi tidak menggunakan database. Jadi pada bagian Data Achitecture dapat dibuat daftar sebagai berikut:
1.
Database Management System
2.
Data Mining
3.
Data Warehouse
4.
Data Standardization
5.
Data Migration
Kesimpulan
Berdasarkan dari penjabaran mengenai contoh kasus di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Greenfields membutuhkan sebuah arsitektur untuk sistem milik mereka yang masuk ke dalam kelas Enterprise. Pengimplementasian arsitektur framework TOGAF sangat cocok untuk perusahaan tersebut. Dengan membangun aplikasi-aplikasi seperti Production, Farm, Shipping, Maintenance, Report Online dimana aplikasi-aplikasi tersebut menggunakan database terpusat yang online agar data yang terdapat pada perusahaan tersebut terintegritas. Dengan menerapkan teknologi di dalam perusahaan tersebut tentunya akan sangat membantu pimpinan dalam mengelola perusahaan tersebut terutama dalam mengelola data perusahaan tersebut.
Berdasarkan dari penjabaran mengenai contoh kasus di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Greenfields membutuhkan sebuah arsitektur untuk sistem milik mereka yang masuk ke dalam kelas Enterprise. Pengimplementasian arsitektur framework TOGAF sangat cocok untuk perusahaan tersebut. Dengan membangun aplikasi-aplikasi seperti Production, Farm, Shipping, Maintenance, Report Online dimana aplikasi-aplikasi tersebut menggunakan database terpusat yang online agar data yang terdapat pada perusahaan tersebut terintegritas. Dengan menerapkan teknologi di dalam perusahaan tersebut tentunya akan sangat membantu pimpinan dalam mengelola perusahaan tersebut terutama dalam mengelola data perusahaan tersebut.
Sumber :
http://www.iwar.org.uk/comsec/resources/standards/germany/itbpm.pdf
https://itgid.org/framework-togaf/
https://itgid.org/framework-togaf/